7.01.2008

My Heart is Speaking, beybeh

BBM naik lagi? Ya. Kenaikan harga kurang lebih mencapai 2 kali lipat harga awal. Premium misalnya, yg mulanya 1 liter 4000-an, menjadi 6000an. Kebayang kan gimana kejamnya yg naikin harga?

Gak cuma sampe situ aja. Yang namanya BBM, kalo naik otomatis semua harga bahan pokok ikutan naik juga. Pasti kalian bertanya-tanya, "Ngapain yg lain ikut-ikutan naik? Copycat amat." memang begitulah hakikatnya! BBM kan untuk transportasi, dan semua barang juga butuh transportasi! Contohnya gini, sayur-sayuran tumbuhnya bukan langsung di pasar kan? Nah terus dari kebon ke tempat jualannya dia naik apa? Jalan kaki? (aduh garing banget) Jadi intinya, semua bergantung pada BBM.

Dan bagaimana nasib rakyat-rakyat kecil? Gak usah mereka yg untuk sesuap nasi aja mesti bertarung dengan panasnya matahari dan dinginnya terpaan hujan, selebritis lokal yg masih menjadi tulang punggung keluarganya aja pusing tujuh keliling menghadapi kenaikan harga bertubi-tubi ini. Masalahnya, kalo harga bahan pokok naik, penghasilan ikut naik juga gaaaaak? Jawabannya, tidak. Logika aja deh, mana ada orang yg mau naikin gaji pekerjanya saat dia sendiri juga kelimpungan ngadepin krisis ekonomi macem gini? Gak di potong gaji aja udah syukur.

Di sisi lain, BBM naik juga dapat membuat penurunan harga diri manusia. Ini menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia, khususnya perempuan (maaaaf), yg sekarang mulai membuka lapangan pekerjaan dengan cara (maaaaaaf) menjual dirinya dengan harga yg setara dengan handphone keluar terkini. Tapi coba deh, masa produk (?) bikinan Tuhan YME mau disetarain sama produk bikinan pabrik, sih? Gak masuk akal kan?

Masih berhubungan dengan lapangan pekerjaan, orang-orang yg putus asa menjadi pengangguran bisa aja ngambil jalur shortcut sekaligus gelap, yaitu kriminal. Dan meningkatlah grafik kriminalitas di Indonesiaaaaa, plokplokplok selamat selamat _--------_ (orang merem jungkir balik; seperti kata karina). Perampokan, penculikan untuk minta tebusan, penipuan berkedok, bahkan yg paling parah, pembunuhan! Jaman sekarang, segala cara dapat ditempuh demi mendapatkan segelintir uang yg mungkin, menurut kita gak berharga.

Dan ini pun dapat dihubungkan dengan kemajuan pendidikan Indonesia. Disana-sini banyak terobosan baru mengenai cara-cara memajukan pendidikan. UN lah, inilah, itulah. Tapi itu semua ga bakan ada gunanya kalo separuh anak bangsa dijalanan sana belum merasakan yg namanya sekolah karena alasan yg sangat klise, TIDAK PUNYA BIAYA! Mengutip (sekaligus meminta pertanggungjawaban) kata-kata Ir. Soekarno dalam salah satu pidato kemerdekaannya,"Kesejahteraan bersama adalah milik bangsa." Apakah masih? Mungkin hukum yg berlaku sekarang adalah,"Kesejahteraan adalah milik pemerintah dan orang kaya." Yah, segitu aja deh keluh kesah gue tentang politik ekonomi nusantara. Memang ngomongin problematika Indonesia gak bakal ada abisnya. Biar aja pemerintah nanti ngerasain timbal balik dari keputusan yg mereka buat ini.

Bye.

No comments: